Mesin Tanam Bibit Padi (Rice transplanter)
1. Jenis mesin
tanam bibit padi
2.� Beberapa jenis mesin tanam bibit padi
2.1. Mesin tanam bibit padi dari Jepang
2.2. Mesin tanam bibi padi dari China
2.3.� Mesin tanam bibit padi dari IRRI
1. Jenis mesin tanam bibit padi
����������� Secara umum ada dua jenis mesin
tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan cara
penyemaian dan persiapan bibit padinya.� Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai
di lahan (washed root seedling).� Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat
dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian
bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu
yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cuckup lama, sehingga kapasitas kerja
total mesin menjadi kecil.� Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus
disemai pada kotak khusus.� Mesin
jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit.� Persemaian harus dilakukan
pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman,
pemupukan hingga pengaturan suhu.�
Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak
dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot
mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara
ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah
besar.� Mesin ini dapat
bekerja lebih cepat, akurat dan stabil.
����������� Bila dilhat dari jenis sumber tenaga
untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat
tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor
dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri.� Mesin yang diproduksi oleh
IRRI atau beberapa produksi China
adalah tipe manual.� Semua jenis mesin produksi Jepang dan beberapa produksi China
adalah memiliki sumber tenaga sendiri.�
Mesin yang digerakkan oleh traktor, sebelumnya
diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini sudah jarang dipergunakan.
����������� Berdasarkan sistem
pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan
yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan papan pengapung (Gambar 1).
Gambar 1.�
Gerak naik dan turun roda sesuai dengan kekerasan tanah
����������� Jenis mesin yang manapun
dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus
rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama,
karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi.� Jika tidak, akan
banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup
lama untuk penyulaman secara manual.
2.� Beberapa jenis mesin tanam bibit padi
2.1. Mesin tanam bibit padi
dari Jepang
����������� Sekarang ini, semua jenis mesin
tanam bibit padi di Jepang adalah berpenggerak sendiri (self-propulsion type), dioperasikan dengan cara dituntun (walking type) atau dikendarai (riding type) ( Lihat
Gambar 2 sampai 4). Jenis mesin yang dituntun umumnya memiliki alur tanam 2
hingga 6 alur, sedangkan tipe yang dikendarai memiliki 4 hingga 12 alur tanam
dalam sekali lintasan penanaman.� Jarak antar alur tanam dibuat tetap yaitu 30 cm, dan jarak antar
bibit dalam alur dapat disesuaikan antara 11 hingga 18 cm.� Bibit yang umum
dipergunakan memiliki tinggi/panjang 10 hingga 30 cm, memiliki 2 hingga 5 daun.� Jumlah bibit yang
ditancapkan pada setiap titik adalah 3 hingga 5 bibit.
����������� Kecepatan
penanaman adalah sekitar 200 titik (hill)
per menit per alur.� Bila sebuah
mesin dapat menanam dalam empat alur, dengan jalar antar alur 40 cm dan jarak
antar titik tanam 16 cm, maka akan dibutuhkan waktu
tanam selama 4 jam untuk setiap hektar.�
Dalam kenyataan, waktu juga dibutuhkan untuk berbelok, menambah bibit, dll., maka waktu yang digunakan untuk menanam adalah hanya
sekitar 60 hingga 80%.� Atau dengan kata
lain, kapasitas tanam menjadi 5 hingga 7 jam per ha.� Kegagalan penancapan bibit
(missing hill) sekitar 1%, dalam
bentuk rusak tercabik, terbenam atau mengapung.
����������� Pembuatan bibit
padi dilakukan dengan menyemaikan 200 gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30
x 3 cm.� Benih
ini disemai di dalam ruang gelap hingga berkecambah, kemudian di berikan sinar
matahari selama dua hari hingg berwarna hijau merata.� Setelah itu bibit
dipelihara hingga ukuran atau ketinggian yang diinginkan.� Di pusat pembibitan padi di Jepang, bibit
untuk lahan seluas 50 samapi 200 ha (sekitar 7000 hingga 30000 kotak) dibuat
dengan seragam, dimana di dalamnya juga dilengkapi dengan proses desinfektan
benih, pencampuran pupuk, pengepakan media tanam/tanah ke kotak semai bibit,
kendali suhu, penyemprotan, dll. (Gambar 10.5)
Gambar 2. Bagian utama dari mesin tanam bibit tipe
dorong (Iseki)
Gambar 3. Mesin tanam bibit padi tipe kemudi (Jepang)
Gambar 4.�
Wadah untuk meletakkan bibit pada mesin dan planting fingers
2.2. Mesin tanam bibit padi
dari China
����������� Di China, terdapat mesin tanam bibit
padi jenis manual dan berpenggerak sendiri.�
Untuk jenis yang dikendarai, memiliki tiga roda, dan dikemudikan melalui
roda depan, juga dilengkapi dengan papan apung di bagian belakang.� Mesin ini dioperasikan oleh
tiga orang, seorang sebagai pengemudi, dua orang di belakang melakukan
pengumpanan bibit ke kotak bibit.�
Tersedia dalam 12, 14 dan 18 alur tanam. (Lihat
Gambar 6)
2.3.� Mesin tanam bibit padi dari IRRI
����������� Mesin atau alat
ini dioperasikan secara manual, ditarik diatas papan luncur, dengan 5 alur
tanam.� Dengan cara
menarik stang kendali, mekanisme pengumpanan bibit dan penanaman juga sekaligus
dioperasikan.� Operator
bergerak mundur sambil mengerak-gerakkan stang kendali.� Bila terjadi kegagalan penancapan bibit, mekanisme
penanaman dapat dioperasikan ulang pada lokasi yang sama.
(Gambar 7)
Gambar 5. Pusat Koperasi Pembibitan Padi
Gambar 6. Mesin tanam bibit tipe kemudi dari China
Gambar 7. Alat tanam bibit dari IRRI
PENUTUP
Latihan atau
Test Formatif
1. Sebutkan dan
jelaskan jenis-jenis mesin bibit tanam padi.
2. Apakah mesin
tanam bibit padi sudah digunakan di Indonesia secara luas? Jelaskan alasan anda!
3. Sebutkan dan
jelaskan kompone-komponen utama dari sebuah transplater padi!
4. Kemukakan dengan
bebas ide orisinal anda berkaitan dengan:
a. Manfaat
transplanter padi bagi pertanian Indonesia
b. Penggunaan
transplanter padi di Indonesia
c. Pengembangan
transplanter padi di Indonesia
d. Peranan IPB
khususnya Departemen TEP dalam pengembangan dan penerapan transplanter padi.
Umpan Balik
Pada bagian ini
mahasiswa ditugaskan untuk membuat tulisan ilmiah sederhana dengan topik yang
berganti-ganti sesuai dengan minat. Paper tersebut dikumpulkan dalam bentuk
soft copy ke dosen sebelum dipresentasikan (dengan LCD Proyektor) di depan kelas
di depan seluruh mahasiswa peserta Kuliah TMBP.
1) Mahasiswa mengamati lingkungan
pertanian di sekitar tempat tinggalnya, terutama daerah asal mahasiswa dan
sekitarnya. Mahasiswa wajib mengenali cara menanam bibit padi, mandaftar
masalah-masalah utama yang dialami oleh petani berkaitan dengan menanam bibit
padi di sawah. Selanjutnya mahasiswa mengamati alat atau mesin yang digunakan
untuk menanam bibit padi.
2) Mahasiswa membaca literatur,
laporan-laporan pada Departemen dan Dinas-dinas Pertanian, Laporan BPS,
Perindustrian, jurnal penelitian dan lain sebagainya untuk mengumpulkan data
sebaran mesin tanam bibit padi di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar