Minggu, 20 Juli 2014

Mesin Tanam Padi,,,


Mesin Tanam Bibit Padi (Rice transplanter)

1. Jenis mesin tanam bibit padi
2.Beberapa jenis mesin tanam bibit padi
2.1. Mesin tanam bibit padi dari Jepang
2.2. Mesin tanam bibi padi dari China
2.3.Mesin tanam bibit padi dari IRRI


1. Jenis mesin tanam bibit padi
����������� Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya.Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling).Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cuckup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil.Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus.Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit.Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu.Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar.Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat dan stabil.
����������� Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri.Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau beberapa produksi China adalah tipe manual.Semua jenis mesin produksi Jepang dan beberapa produksi China adalah memiliki sumber tenaga sendiri.Mesin yang digerakkan oleh traktor, sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini sudah jarang dipergunakan.
����������� Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan papan pengapung (Gambar 1).








Gambar 1.Gerak naik dan turun roda sesuai dengan kekerasan tanah

����������� Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi.Jika tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual.

2.Beberapa jenis mesin tanam bibit padi
2.1. Mesin tanam bibit padi dari Jepang
����������� Sekarang ini, semua jenis mesin tanam bibit padi di Jepang adalah berpenggerak sendiri (self-propulsion type), dioperasikan dengan cara dituntun (walking type) atau dikendarai (riding type) ( Lihat Gambar 2 sampai 4). Jenis mesin yang dituntun umumnya memiliki alur tanam 2 hingga 6 alur, sedangkan tipe yang dikendarai memiliki 4 hingga 12 alur tanam dalam sekali lintasan penanaman.Jarak antar alur tanam dibuat tetap yaitu 30 cm, dan jarak antar bibit dalam alur dapat disesuaikan antara 11 hingga 18 cm.Bibit yang umum dipergunakan memiliki tinggi/panjang 10 hingga 30 cm, memiliki 2 hingga 5 daun.Jumlah bibit yang ditancapkan pada setiap titik adalah 3 hingga 5 bibit.
����������� Kecepatan penanaman adalah sekitar 200 titik (hill) per menit per alur.Bila sebuah mesin dapat menanam dalam empat alur, dengan jalar antar alur 40 cm dan jarak antar titik tanam 16 cm, maka akan dibutuhkan waktu tanam selama 4 jam untuk setiap hektar.Dalam kenyataan, waktu juga dibutuhkan untuk berbelok, menambah bibit, dll., maka waktu yang digunakan untuk menanam adalah hanya sekitar 60 hingga 80%.Atau dengan kata lain, kapasitas tanam menjadi 5 hingga 7 jam per ha.Kegagalan penancapan bibit (missing hill) sekitar 1%, dalam bentuk rusak tercabik, terbenam atau mengapung.
����������� Pembuatan bibit padi dilakukan dengan menyemaikan 200 gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm.Benih ini disemai di dalam ruang gelap hingga berkecambah, kemudian di berikan sinar matahari selama dua hari hingg berwarna hijau merata.Setelah itu bibit dipelihara hingga ukuran atau ketinggian yang diinginkan.Di pusat pembibitan padi di Jepang, bibit untuk lahan seluas 50 samapi 200 ha (sekitar 7000 hingga 30000 kotak) dibuat dengan seragam, dimana di dalamnya juga dilengkapi dengan proses desinfektan benih, pencampuran pupuk, pengepakan media tanam/tanah ke kotak semai bibit, kendali suhu, penyemprotan, dll. (Gambar 10.5)






Gambar 2. Bagian utama dari mesin tanam bibit tipe dorong (Iseki)

                                                                                Video operasi penanaman bibit

Gambar 3. Mesin tanam bibit padi tipe kemudi (Jepang)

 








Gambar 4.Wadah untuk meletakkan bibit pada mesin dan planting fingers


2.2. Mesin tanam bibit padi dari China
����������� Di China, terdapat mesin tanam bibit padi jenis manual dan berpenggerak sendiri.Untuk jenis yang dikendarai, memiliki tiga roda, dan dikemudikan melalui roda depan, juga dilengkapi dengan papan apung di bagian belakang.Mesin ini dioperasikan oleh tiga orang, seorang sebagai pengemudi, dua orang di belakang melakukan pengumpanan bibit ke kotak bibit.Tersedia dalam 12, 14 dan 18 alur tanam. (Lihat Gambar 6)

2.3.Mesin tanam bibit padi dari IRRI
����������� Mesin atau alat ini dioperasikan secara manual, ditarik diatas papan luncur, dengan 5 alur tanam.Dengan cara menarik stang kendali, mekanisme pengumpanan bibit dan penanaman juga sekaligus dioperasikan.Operator bergerak mundur sambil mengerak-gerakkan stang kendali.Bila terjadi kegagalan penancapan bibit, mekanisme penanaman dapat dioperasikan ulang pada lokasi yang sama. (Gambar 7)

  















Gambar 5. Pusat Koperasi Pembibitan Padi











Gambar 6. Mesin tanam bibit tipe kemudi dari China


 




  

Gambar 7. Alat tanam bibit dari IRRI

PENUTUP
Latihan atau Test Formatif

1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis mesin bibit tanam padi.

2. Apakah mesin tanam bibit padi sudah digunakan di Indonesia secara luas?  Jelaskan alasan anda!

3. Sebutkan dan jelaskan kompone-komponen utama dari sebuah transplater padi!

4. Kemukakan dengan bebas ide orisinal anda berkaitan dengan:
a. Manfaat transplanter padi bagi pertanian Indonesia
b. Penggunaan transplanter padi di Indonesia
c. Pengembangan transplanter padi di Indonesia
d. Peranan IPB khususnya Departemen TEP dalam pengembangan dan penerapan transplanter padi.


Umpan Balik

Pada bagian ini mahasiswa ditugaskan untuk membuat tulisan ilmiah sederhana dengan topik yang berganti-ganti sesuai dengan minat.  Paper tersebut dikumpulkan dalam bentuk soft copy ke dosen sebelum dipresentasikan (dengan LCD Proyektor) di depan kelas di depan seluruh mahasiswa peserta Kuliah TMBP.

1) Mahasiswa mengamati lingkungan pertanian di sekitar tempat tinggalnya, terutama daerah asal mahasiswa dan sekitarnya.  Mahasiswa wajib mengenali cara menanam bibit padi, mandaftar masalah-masalah utama yang dialami oleh petani berkaitan dengan menanam bibit padi di sawah.  Selanjutnya mahasiswa mengamati alat atau mesin yang digunakan untuk menanam bibit padi. 
2) Mahasiswa membaca literatur, laporan-laporan pada Departemen dan Dinas-dinas Pertanian, Laporan BPS, Perindustrian, jurnal penelitian dan lain sebagainya untuk mengumpulkan data sebaran mesin tanam bibit padi di Indonesia.



KEBIJAKAN

  1. Dalam rangka mewujudkan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan “Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat” perlu didukung dengan data kelautan dan perikanan yang lengkap, terkini dan akurat;
  2. Keberadaan data kelautan dan perikanan yang lengkap, terkini dan akurat perlu dilengkapi dengan analisis yang memadai untuk menghasilkan informasi yang berkualitas sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan untuk dapat dimanfaatkan dalam proses pengambilan kebijakan dan sebagai landasan perencanaan;
  3. Data dan informasi yang akurat dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring, serta evaluasi pencapaian dari target-target dalam bentuk Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) yang telah ditentukan;
  4. Penggunaan data kelautan dan perikanan dalam perencanaan pembangunan adalah untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), evaluasi RPJMN, capaian kinerja, pendukung data untuk MDGs (Millenium Development Goals) dan data terkait direktif Presiden;
  5. Informasi sangat penting untuk penyelenggaraan pembangunan kelautan dan perikanan, sedangkan informasi akan tersedia apabila data juga tersedia, sehingga peran data dan statistik yang telah dianalisis sebagai bahan penyusunan kebijakan dalam penyelenggaraan pembangunan kelautan dan perikanan, yang nantinya akan digunakan sebagai: 1) Dasar suatu perencanaan, bertujuan agar perencanaan sesuai dengan kemampuan supaya dapat dihindari perencanaan yang sulit untuk dilaksanakan; 2) Alat pengendalian, agar bisa diketahui dengan segera kesalahan/penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat segera diperbaiki atau dikoreksi.
  6. Kerjasama seluruh unit kerja penyedia data dan statistik di lingkungan kementerian kelautan dan perikanan dan dinas kelautan dan perikanan provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia merupakan kunci suksesnya ketersediaan data statistik kelautan dan perikanan yang lengkap, terkini dan akurat;
  7. Melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.30/KEPMEN-KP/2013 tanggal 20 Juni 2013 Tentang Penyelenggara Data, Statistik, dan Informasi Kelautan dan Perikanan, menetapkan penyelenggara data, statistik dan informasi kelautan dan perikanan lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan, sebagai berikut: a)  Unit data dan statistik Kementerian pada Sekretariat Jenderal; b)  Unit data dan statistik Eselon I pada masing-masing unit Eselon I; c)  Unit data dan statistik Unit Pelaksana Teknis pada Unit Pelaksana Teknis.
  8. Hasil diskusi kelompok penyusunan arsitektur data kelautan dan perikanan adalah rumusan jenis peubah yang mempengaruhi 9 Indikator Kinerja Utama KKP, menyangkut definisi peubah, verifikator data, dan permasalahan yang dihadapi. Peserta dibagi ke dalam lima kelompok yaitu: 1) kelompok produksi perikanan tangkap; 2) kelompok produksi perikanan budidaya; 3) kelompok produksi jenis olahan ikan; 4) kelompok efektifitas pengelolaan kawasan konservasi perikanan; dan 5) kelompok konsumsi ikan.

Selasa, 01 Juli 2014

                                                          BUBUHAN PANITIA KEPO

Perubahan iklim di Indonesia yang tidak menentu menjadi salah satu kendala yang mengkhawatirkan bagi peningkatan produksi padi. Dampak per...