Minggu, 02 Juni 2013

daun mimba



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sampai saat ini pestisida kimia masih merupakan satu-satunya senjata pamungkas petani untuk pengendalian OPT di lahan pertanian, karena mudah didapat, tidak repot, dan hasilnya segera dapat dilihat. Penggunaan pestisida oleh petani cenderung sangat berlebihan, sehingga berdampak negatif terhadap konsumen maupun ekosistem pertanian. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain  hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia.
Bagi para pengguna salah satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan penggunaan pestisida nabati.  Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya untuk mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia. Pestisida Organik ini dikenal juga dengan pestisida nabati. Pestisida nabati ini bisa berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh, dan bentuk lainnya.
Menurut Kardinan ( 2009 ), strategi dan arah kearifan lokal penggunaan pestisida nabati dalam pengendalian hama tanaman antara lain 1). Pengembangan pestisida  nabati secara in-situ diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pestisida bagi petani secara berkelanjutan (pesticide self suffciency ), 2). Pengurangan penggunaan pestisida sintetis sampai pada tingkat terendah, sehingga tidak menimbulkan eksternalitas negatif terhadap lingkungan, 3). Peningkatan produksi pertanian, khususnya pangan yang bebas residu pestisida, sehingga aman dan sehat bagi konsumen.
Daun mimba (Azadirachta indica)  tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap. Daun mimba dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membasmi hama dengan cara yang tradisional yang ramah lingkungan, karena penggunaan daun mimba sebagai pestisida nabati tidak menimbulkan dampak atau pencemaran yang membahayakan masyarakat sekitar.  Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin (Ruskin, 1993).
Mimba (Azadirachta indica A. Juss; Mileaceae), merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida (pestisida nabati)  yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Penanaman dapat dilakukan melalui stek, cangkok, dan biji.  Bagian tanaman mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun dan bijinya. Ekstrak daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Namun disini saya membahas tentang daun mimba yang bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, maupun akarisida (Backer dan Van der Brink, 1965).

B. Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian pestisida nabati?
2.       Bagaimana kandungan kimia dari daun mimba (Azadirachta indica) sebagai pestisida nabati?
3.       Apa manfaat ekstrak daun mimba (Azadirachta indica) sebagai pestisida nabati?
4.       Bagaimana kelemahan dan keunggulan daun mimba (Azadirachta indica) sebagai pestisida nabati?

C. Tujuan
1.       Untuk mengkaji  pengertian pestisida nabati?
2.       Untuk mengkaji kandungan kimia dari daun mimba (Azadirachta indica) sebagai pestisida nabati ?
3.       Untuk mengkaji manfaat ekstrak daun mimba (Azadirachta indica) sebagai pestisida nabati?
4.       Untuk mengkaji bagaimana kelemahan dan keunggulan daun mimba (Azadirachta indica) sebagai pestisida




D.  Manfaat
            Manfaat dari pembuatan makalah saya ini yaitu untuk menambah wawasan kepada pembaca agar lebih mengetahui serta dapat mengkaji manfaat ekstrak daun mimba sebagai pestisida nabati.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Pestisida Nabati
Kardinan (2008), mengatakan bahwa pestisida nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), guna mendukung terciptanya sistem pertanian organik. Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas juga oleh karena terbuat dari bahan alami /nabati,maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
Pestisida nabati bersifat ” pukul dan lari ” ( hit and run), yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh maka residunya akan cepat menghilang di alam. Dengan demikian tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan mengganggap tabu penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif dengan tujuan agar pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis (Anonimous, 2009).





B. Kandungan Kimia Daun Mimba  sebagai Pestisida Nabati
Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin Azadirachtin sendiri terdiri dari sekitar 17 komponen dan komponen yang mana yang paling bertanggung jawab sebagai pestisida atau obat. Mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu hama pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya (Senrayan, 1997).
Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa serangga. Serangga akan terganggu pada proses pergantian kulit, ataupun proses perubahan dari telur menjadi larva, atau dari larva menjadi kepompong atau dari kepompong menjadi dewasa. Biasanya kegagalan dalam proses ini seringkali mengakibatkan kematian (Wiwin, 2008).
Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat menurun, walaupun serangganya sendiri belum mati. Oleh karena itu, dalam penggunaan pestisida nabati dari mimba, seringkali hamanya tidak mati seketika setelah disemprot (knock down), namun memerlukan beberapa hari untuk mati, biasanya 4-5 hari. Namun demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya rusaknya sudah sangat menurun, karena dalam keadaan sakit (Ruskin, 1993).
Meliantriol berperan sebagai penghalau (repellent) yang mengakibatkan serangga hama enggan mendekati zat tersebut. Suatu kasus terjadi ketika belalang Schistocerca gregaria menyerang tanaman di Afrika, semua jenis tanaman terserang belalang, kecuali satu jenis tanaman, yaitu mimba. Mimba pun dapat merubah tingkah laku serangga, khususnya belalang (insect behavior) yang tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi bersifat solitair yang bersifat tidak merusak (Sudarmadji, 1999).
Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus, bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit tanaman. Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan segala jenis penyakit pada manusia (Kardinan, 2003).



C. Manfaata Ekstrak Daun Mimba Sebagai Pestisida Nabati
Manfaat daun mimba sebagai pestisida nabati sangat mengguntungkan bagi para petani dalam pengendalian hama secara biologis dan selain itu juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk kesehatan. Tanaman Mimba sebagai pestisida nabati memiliki daya kerja yang efektif, ekonomis, aman, mudah didapat dan ramah lingkungan.  Zat-zat racun yang ada di dalam tanaman mimba bermanfaat untuk insektisida, repelen, akarisida, penghambat pertumbuhan, neumatisida, fungisida, anti virus.Racun tersebut sebagai racun perut dan sistemik. Mimba memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang paling paten (Taryono, 2003).
 Ekstrak daun dapat berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Toksisitas dapat menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab konjugtivitas dan inflamasi.  Sudah sejak lama mimba digunakan sebagai pestisida nabati dengan kemanjuran dan peruntukan yang luas (Broad spectrum), baik digunakan secara sederhana di negara berkembang, maupun digunakan secara terformula di negara maju, seperti Amerika Serikat. Pada awalnya hanya diperuntukan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman yang bukan untuk dikonsumsi, namun belakangan ini sudah diperkenankan dipergunakan untuk mengendalikan OPT pada tanaman pangan (food crops) (Ruskin, 1993).
Menurut Anonimous (2009), bahwa untuk menghasilkan pangan sehat dan aman (toyibanfood) antara lain dapat melalui gerakan pertanian organik, yang melarang penggunaan pestisida kimia sintetis, menggantinya dengan pestisida nabati yang bersahabat dengan lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia . Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu : Merusak perkembangan telur, larva dan pupa, menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi seangga, menyebabkan serangga menolak makan, menghambat reproduksi serangga betina, mengurangi nafsu makan, memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga, dan menghambat perkembangan patogen penyakit.

D. Keunggulan dan Kelemahan Daun Mimba sebagai Pestisida Nabati
 Keunggulan Mimba (Azadirachta indica)
Menurut  Rembold (1989) Pengendalian hama dengan menggunakan mimba sebagai insektisida nabati mempunyai beberapa keunggulan antara lain :
·         Di alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
·         Cara kerja spesifik, sehingga relatif aman terhadap vertebrata (manusia, lingkungan dan ternak)
·         Tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.
·         Murah dan mudah dibuat oleh petani, , tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama, kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
 Kelemahan mimba (Azadirachta indica)
Menururt Ruskin (1993) beberapa  kelemahan mimba sebagai pestisida nabati antara lain :
·        Persitensi insektisida yang singkat kadang kurang menguntungkan dari segi ekonomis, karena pada populasi yang tinggi diperlukan aplikasi yang berulang-ulang agar mencapai keefektifan pengendalian yang maksimal.
·        Biaya produksi lebih mahal, sehingga harga jualnya belum tentu lebih murah dari insektisida sintetik.
·        Daya kerjanya relatif lambat, tidak membunuh jasad sasaran secara langsung, tidak tahan terhadap sinar matahari, kurang praktis , tidak tahan disimpan dan  kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
BAB III
A.KESIMPULAN
 Adapun kesimpulan dari makalah tentang manfaat ekstrak daun mimba sebagai pestisida nabati antara lain :
1.     Pestisida nabati adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah.
2.     Kandungan kimia daun mimba (Azadirachta indica)  sebagai pestisida nabati diantaranya yaitu adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin.
3.     Manfaat ekstrak daun mimba sebagai pestisida nabati adalah memiliki daya kerja yang efektif, ekonomis dan aman serta dapat digunakan juga untuk obat tradisional.
4.     Keunggulan daun mimba sebagai pestisida nabati yaitu murah dan mudah dibuat, aman terhadap lingkungan, tidak menyebabkan keracunan, sulit menimbulkan kekebalan,  menghasilkan produk  bebas residu pestisida kimia. Sedangkan kelemahannya yaitu daya kerjanya relatif lambat, tidak membunuh sasaran secara langsung, tidak tahan, kurang praktis, dan biaya lebih mahal.














DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2009. Potensi, Peluang Dan Kendala Pemanfaatan Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No.3299.Tahun xxxix. Hal.4

Apriyanto. A. 2009. Kearifan Lokal Penggunaan Pestisida Nabati Dalam Pengendalian Hama Tanaman. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299. Tahun xxxix. Hal.4.

Rembold. 1989. Enam Pilar Pengembangan Hortikultura. Sinar Tani. Edisi 18– 24 Juni 2008. No. 3257. Tahun xxxviii. Hal.14.

Ruskin.  1993. Pestisida Nabati. Ramuan Dan Aplikasi. P.T. Penebar Swadaya.

Kardinan A. 2008. Pengembangan Kearifan Lokal Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299. Tahun xxxix. Hal.5.

Sudarmo S. 2005. Pestisida Nabati. Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Swadaya

motor klasik

vespa cooyy...

Perubahan iklim di Indonesia yang tidak menentu menjadi salah satu kendala yang mengkhawatirkan bagi peningkatan produksi padi. Dampak per...